BUAT PARA PELAJAR, TETAP SEMANGAT BELAJAR DI RUMAH,JANGAN PANIK MENGHADAPI VIRUS CORONA, TAPI JANGAN REMEHKAN KARENA SIAPA SAJA BISA JADI KORBAN, SEMOGA PANDEMI CORONA SEGERA BERAKHIR SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERGABUNG BERSAMA "GARUDA BUKATEJA" DALAM SITUASI PANDEMI COFID 19

KERAJAAN PAJAJARAN (1482-1578 M)

Dalam penulisan sejarah Majapahit  telah disinggung kerajaan Pajajaran, dimana raja beserta seluruh pasukannya gugur dalam perang Bubat. Peristiwa tersebut mengawali kemunduran kerajaan Majapahit. Sebagai kerajaan besar Majapahit mampu menaklukkan kerajaan-kerajaan yang ada di nusantara, namun begitu menghadapi kerajaan Pajajaran,
kerajaan Majapahit harus menanggung resiko, yaitu mengawali kemundurannya sebagai kerajaan besar. Sebaliknya kerajaan Pajajaran masih tetap berdiri meski raja dan pasukannya telah gugur dalam perang Bubat. Apabila ditelaah lebih lanjut maka kerajaan Pajajaran sebuah kerajaan yang kuat dan perkasa, tetapi mengapa kurang mendapatkan perhatian dalam penulisan sejarah kerajaan Indonesia Kuno ? Dan  Mengapa kerajaan yang kuat dan perkasa tidak memiliki peninggalan-peninggalan sebagaimana kerajaan-kerajaan di daerah Jawa Tengah dan di Jawa Timur. Hal itulah yang mempersulit para ahli sejarah untuk menceritakan tentang kebesaran kerajaan Pajajaran. Namun ada perlakuan yang kurang adil apabila sejarah Indonesia kuno hanya terpusat pada kerajaan Hindu – Budha di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
A.   Sumber Sejarah
  1. Prasasti Batu Tulis, Bogor
  2. Prasasti Sanghyang Tapak, Sukabumi
  3. Prasasti Kawali, Ciamis
  4. Tugu Perjanjian Portugis (padraƵ), Kampung Tugu, Jakarta
  5. Taman perburuan, yang sekarang menjadi Kebun Raya Bogor.
Meski terbatasnya sumber sejarah Penulis berusaha memaparkan tentang keberadaan kerajaan Pajajaran, secukupnya karena masih terbatasnya sumber-sumber sejarah yang memadai. Dilihat dari perjalanan sejarah, kerajaan Hindu-Budha yang telah dibahas terdahulu, menunjukkan adanya garis keturunan yang sama antara Majapahit dengan kerajaan Pajajaran, yaitu berasal dari kerajaan Tarumanegara, karena Sanjaya sebagai pendiri kerajaan Mataram berawal dari kerajaan Sunda-Galuh, lanjutan dari kerajaan Tarumanegara. Begitu juga kerajaan Pajajaran berawal dari kerajaan Sunda yang merupakan lanjutan dari kerajaan Tarumanegara.
Pada materi sebelumnya telah dibahas tentang kerajaan Sunda-Galuh yang dikaitkan dengan kerajaan Kaling dan Mataram Kuno di Jawa Tengah. Kerajaan Pajajaran adalah merupakan kelanjutan dari kerajaan Sunda, yang berpusat di Bogor, Jawa Barat.
Beberapa catatan menyebutkan bahwa kerajaan Pajajaran didirikan tahun 923 oleh Sri Jayabhupati, seperti yang disebutkan dalam Prasasti Sanghyang Tapak.
Dari catatan-catatan sejarah yang ada, baik dari prasasti, naskah kuno, maupun catatan bangsa asing, dapatlah ditelusuri jejak kerajaan tersebut, antara lain mengenai wilayah kerajaan dan ibukota Pakuan Pajajaran. Mengenai raja-raja Kerajaan Sunda yang memerintah dari ibukota Pakuan Pajajaran,  terdapat perbedaan urutan antara naskah-naskah Babad Pajajaran, Carita Parahiangan, dan Carita Waruga Guru.    

B.    Raja-raja yang Memerintah Kerajaan Pajajaran

1.         Sri Baduga Maharaja (1482 – 1521), bertahta di Pakuan (Bogor sekarang)
2.         Surawisesa (1521 – 1535), bertahta di Pakuan
3.         Ratu Dewata (1535 – 1543), bertahta di Pakuan
4.         Ratu Sakti (1543 – 1551), bertahta di Pakuan
5.    Ratu Nilakendra (1551-1567), meninggalkan Pakuan karena serangan Hasanudin dan anaknya, Maulana Yusuf
6.         Raga Mulya (1567 – 1579), dikenal sebagai Prabu Surya Kencana, memerintah dari Pandeglang

C.   Masa Keruntuhan

Kerajaan Pajajaran runtuh pada tahun 1579 akibat serangan kerajaan Sunda lainnya, yaitu Kesultanan Banten. Berakhirnya zaman Pajajaran ditandai dengan diboyongnya Palangka Sriman Sriwacana (singgasana raja), dari Pakuan Pajajaran ke Keraton Surosowan di Banten oleh pasukan Maulana Yusuf.
Batu berukuran 200x160x20 cm itu diboyong ke Banten karena tradisi politik agar di Pakuan Pajajaran tidak mungkin lagi dinobatkan raja baru. Palangka Sriman Sriwacana tersebut saat ini bisa ditemukan di depan bekas Keraton Surosowan di Banten. (wikipedia.org/Kerajaan_Pajajaran).
Comments
0 Comments